Kesedihanku
Tak Juga Usai
Kemarin lusa, aku seneng denger
Kak Fahmillah pulang dari Bandung. Aku dan Kak Fahmillah berencana untuk jalan
bareng seperti halnya dulu sebelum kita pacaran. Namun, semuanya berjalan gak
sesuai dengan apa yang kita harapkan. Kak Fahmillah sakit saat ia tiba
dirumahnya, aku sangat sedih begitupun Kak Fahmillah. Kami tidak jadi bertemu
pada saat itu karena kondisi Kak Fahmillah yang tak memungkinkan untuk keluar
rumah.
De..(pesan dari Kak Fahmillah)
Iya Kak (balasku)
Maaf untuk saat ini Kakak gak
bisa main ke rumah dede. Kakak sakit sekarang, dan gak boleh keluar rumah kata
mama (balasnya lagi)
Yah L .(balasku sedih)
Akupun tak membalas pesannya
lagi, aku sangat sedih saat itu. Aku berencana untuk main dengan Kak Fahmillah
namun semuanya gagal." Kak Fahmillah kan pulang baru sekarang lagi setelah
2bulan kita gak ketemu, masa kita gak ketemu lagi sih" ucapku kesal sedih.
Tak bisa kutahan air mataku,
aku menangis saat itu. Apa aku memang gak jodoh , untuk ketemu saja susah. Apa
Tuhan memang tak mengizinkanku bahagia saat ini. Apa aku memang bukan yang
terbaik untuk Kak Fahmillah. Aku terus dan terus menangis saat itu. Belajarpun
aku gak konsentrasi. Saat itu aku tidak mengirim ataupun membalas pesannya
lagi. Hp ku entah kusimpan dimana , aku kesal sama Kak Fahmillah.
***
Keesokan harinya saat ku bangun
dari tidurku, aku mencari handphone yang semalem entah kutaruh dimana. Akhirnya
kutemukan handphone ku dikolong tempat aku tidur ternyata ada 6 pesan masuk
dari Kak Fahmillah.
Apaan ngirim ngirim aku pesan
lagi? Aku gak butuh kamu lagi. (balasku)
Dede marah sama kakak?
(balasnya lagi)
Y (balasku)
Dede mau ketemu gak sama Kakak?
(balasnya polos)
Iya (balasku)
Akupun bertemu Kak Fahmillah
saat aku mau berangkat ke sekolah. Senangnya aku , bahagianya saat itu. Kak
Fahmillah menemuiku, dan aku melihat tatapan matanya yang begitu mendalam.
Akupun mengulurkan tangan untuk bersalaman. Kak Fahmillah tersenyum kepadaku
begitupun aku memberikan senyuman pada Kak Fahmillah. Beberapa saat setelah itu
Kak Fahmillah pun pulang dan aku langsung berangkat sekolah.
Tak biasanya Kak Fahmillah
menyuruhku untuk membawa handphone saat itu.
Akupun membawa hp ke sekolah. Setelah usai mengikuti pelajaran pada jam
ke 4 akupun membuka handphone ku ternyata ada pesan masuk dari Kak Fahmillah
.
Ada perubahan rencana , Kakak
musti pulang sekarang (isi pesan itu)
Stres (balasku)
Iya maaf, Kakak juga gak mau
pulang sekarang tapi mama Kakak nyuruh pulang sekarang. (balasnya)
Iyalah terserah kamu aja, kamu
emang egois dan gak pernah ngertiin pacar kamu sendiri.( balasku)
Maaf de, Kakak gak bisa berbuat
apa-apa lagi, Kakak udah coba bicara sama mama untuk pulangnya besok lusa, tapi
tetep mama nyuruh pulang sekarang . Maaf ya L..
(balasnya)
Terserahlah, sana kamu pergi
dan jangan pernah kembali. Aku gak butuh kamu lagi. Aku benci sama kamu .
(balasku marah)
Maaf dede LL.. (balasnya lagi)
Berisik. Jangan ganggu aku
lagi! Udahlah kita masing-masing aja mulai sekarang. Aku udah gak sanggup , gak
tahan kalo hubunganku terus seperti ini. Aku benci kamu . BENCI. Pergi sana!
(balasku)
Maaf de, Kakak sekarang udah
diperjalanan ke Bandung. Tolong Kakak minta dengan sangat, jangan seperti ini.
Kakak sayang sama dede. (balasnya)
Halah apaan, sayang kayak gitu.
Gak ngerti sama pasangannya sendiri. Udahlah aku mau hubungan kita sampai sini
aja. Kamu tuh EGOIS. (balasku)
Apa kamu gak merasa, apa kamu
gak menyadari? Aku tuh sekarang sedang mengejar perjalanan masa depan ,
pengorbanan untuk hidup kita dimasa yang akan datang. (balasnya)
Akupun terdiam saat itu. Apa
emang aku yang terlalu egois untuk semua ini. Tapi aku juga pengen ngerasain
kayak orang lain, bisa dekat sama pacar, bisa bareng-bareng pacar,
kemana-kemana bareng. Itu aku mau itu semua. Aku pengen Kak Fahmillah ngerti
dan nurutin apa mauku.
Aku terus menangis tiada henti,
aku kecewa sama Kak Fahmillah.
***
Setelah usai jam istirahat
pertama. Akupun mengikuti pelajaran selanjutnya. Saat itu bagian pelajaran
Bahasa Inggris. Mataku bengak dan terasa berat saat mengikuti pelajaran.
Akhirnya pelajaran pun telah usai. Akupun langsung pulang kerumah.
Setelah sampai rumah, Kak
Fahmillah menelponku. Sebenernya aku males banget angkat telponnya. Tapi aku
gak tega sama kasihan sama Kak Fahmillah. Akhirnya akupun mengangkat telponnya.
Berulang-ulang Kak Fahmillah meminta maaf padaku dan menjelaskan semuanya. Tapi
aku gak jawab sama sekali. Aku hanya bisa menangis saat itu. Akupun mematikan
panggilan itu.
Aku membuatkan jelly khusus
untuk Kak Fahmillah. Sengaja aku udah siapkan semuanya untuk Kak Fahmillah.
Rencanaku ingin saat Kak Fahmillah disini, kita bisa bareng-bareng sama pengen
kebersamaan kita menjadikan suatu kejadian yang paling berkesan juga. Tapi
semuanya gagal total. LL
***
Seminggu
berlalu setelah kejadian itu tibalah Hari Idul Adha. Akupun gak bisa bertemu
Kak Fahmillah. Saat malam takbir, kudengar di mesjid dekat rumahku
mengumandangkan takbir “Allohu akbar allohu akbar allohu akbar, laa ilahha
ilallah wallahu akbar allohu akbar walillah ilham”. Aku merasa sedih saat itu,
di hari yang penuh berkah itu aku tidak bisa bersama dengan orang yang begitu
kusayangi yaitu Kak Fahmillah.
Aku hanya
bisa mengungkapkan kesedihanku itu lewat telpon dan sms.
“Kakak dede
pengen ketemu Kakak . LL ucapku lewat
telepon
“iya dede
sama Kakak juga pengen ketemu dede, pengen ketemu mama, ayah, sama de adi juga L.” Jawabnya
“hmm”
jawabku
Akupun
telpon-telponan sampai larut malam dengan Kak Fahmillah. Sebenernya aku gak
tega lihat Kak Fahmillah sendirian disana. Soalnya temen-temennya pun pada
pulang kampung. Ingin rasanya aku bisa menemaninya saat itu. Namun aku tidak
bisa melakukannya. Aku hanya bisa mengibur Kak Fahmillah lewat telepon.
Keesokkan
harinya aku melaksanakan sholat Id bersama kakakku. Usai melaksanakan sholat
aku teringat sama Kak Fahmillah lagi, ingin aku menangis saat itu. Tak sanggup
kutahan air mata ini ketika ku harus jauh dengan Kak Fahmillah. Kak Fahmillah
begitu berarti dalam hidupku. Rasanya aku udah nyaman banget sama Kak
Fahmillah. Sifat dan sikap Kak Fahmillah yang begitu dewasa , itu membuatku
merasa nyaman setiap waktu. Kak Fahmillah juga selalu terus memberi motivasi
dan dukungan untukku.
Tuhan aku
mohon, persatukanlah aku dengan Kak Fahmillah. Aku begitu menyayanginya Tuhan.
Aku percaya padamu Tuhan,hanya Engkau yang bisa menghendaki segalanya, dan
hanya Engkau yang berkuasa atas segala sesuatu yang ada di bumi ini. Termasuk
pintaku sekarang ini, jika Kak Fahmillah terbaik untukku dekatkanlah dan
persatukan kami berdua dijalan ridhomu. Namun jika dia memang bukan yang
terbaik dan memang bukan jodohku, tutuplah hati ini untuknya lagi dan lupakan
aku padanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar