Sabtu, 27 Oktober 2012

My Histori


Kesedihanku Tak Juga Usai

Kemarin lusa, aku seneng denger Kak Fahmillah pulang dari Bandung. Aku dan Kak Fahmillah berencana untuk jalan bareng seperti halnya dulu sebelum kita pacaran. Namun, semuanya berjalan gak sesuai dengan apa yang kita harapkan. Kak Fahmillah sakit saat ia tiba dirumahnya, aku sangat sedih begitupun Kak Fahmillah. Kami tidak jadi bertemu pada saat itu karena kondisi Kak Fahmillah yang tak memungkinkan untuk keluar rumah.
De..(pesan dari Kak Fahmillah)
Iya Kak (balasku)
Maaf untuk saat ini Kakak gak bisa main ke rumah dede. Kakak sakit sekarang, dan gak boleh keluar rumah kata mama (balasnya lagi)
Yah L .(balasku sedih)
Akupun tak membalas pesannya lagi, aku sangat sedih saat itu. Aku berencana untuk main dengan Kak Fahmillah namun semuanya gagal." Kak Fahmillah kan pulang baru sekarang lagi setelah 2bulan kita gak ketemu, masa kita gak ketemu lagi sih" ucapku kesal sedih.
Tak bisa kutahan air mataku, aku menangis saat itu. Apa aku memang gak jodoh , untuk ketemu saja susah. Apa Tuhan memang tak mengizinkanku bahagia saat ini. Apa aku memang bukan yang terbaik untuk Kak Fahmillah. Aku terus dan terus menangis saat itu. Belajarpun aku gak konsentrasi. Saat itu aku tidak mengirim ataupun membalas pesannya lagi. Hp ku entah kusimpan dimana , aku kesal sama Kak Fahmillah.

***

Keesokan harinya saat ku bangun dari tidurku, aku mencari handphone yang semalem entah kutaruh dimana. Akhirnya kutemukan handphone ku dikolong tempat aku tidur ternyata ada 6 pesan masuk dari Kak Fahmillah. 
Apaan ngirim ngirim aku pesan lagi? Aku gak butuh kamu lagi. (balasku)
Dede marah sama kakak? (balasnya lagi)
Y (balasku)
Dede mau ketemu gak sama Kakak? (balasnya polos)
Iya (balasku)

Akupun bertemu Kak Fahmillah saat aku mau berangkat ke sekolah. Senangnya aku , bahagianya saat itu. Kak Fahmillah menemuiku, dan aku melihat tatapan matanya yang begitu mendalam. Akupun mengulurkan tangan untuk bersalaman. Kak Fahmillah tersenyum kepadaku begitupun aku memberikan senyuman pada Kak Fahmillah. Beberapa saat setelah itu Kak Fahmillah pun pulang dan aku langsung berangkat sekolah.

Tak biasanya Kak Fahmillah menyuruhku untuk membawa handphone saat itu.  Akupun membawa hp ke sekolah. Setelah usai mengikuti pelajaran pada jam ke 4 akupun membuka handphone ku ternyata ada pesan masuk dari Kak Fahmillah . 
Ada perubahan rencana , Kakak musti pulang sekarang (isi pesan itu)
Stres (balasku)
Iya maaf, Kakak juga gak mau pulang sekarang tapi mama Kakak nyuruh pulang sekarang. (balasnya)
Iyalah terserah kamu aja, kamu emang egois dan gak pernah ngertiin pacar kamu sendiri.( balasku)
Maaf de, Kakak gak bisa berbuat apa-apa lagi, Kakak udah coba bicara sama mama untuk pulangnya besok lusa, tapi tetep mama nyuruh pulang sekarang . Maaf ya L.. (balasnya)
Terserahlah, sana kamu pergi dan jangan pernah kembali. Aku gak butuh kamu lagi. Aku benci sama kamu . (balasku marah)
Maaf dede LL.. (balasnya lagi)
Berisik. Jangan ganggu aku lagi! Udahlah kita masing-masing aja mulai sekarang. Aku udah gak sanggup , gak tahan kalo hubunganku terus seperti ini. Aku benci kamu . BENCI. Pergi sana! (balasku)
Maaf de, Kakak sekarang udah diperjalanan ke Bandung. Tolong Kakak minta dengan sangat, jangan seperti ini. Kakak sayang sama dede. (balasnya)
Halah apaan, sayang kayak gitu. Gak ngerti sama pasangannya sendiri. Udahlah aku mau hubungan kita sampai sini aja. Kamu tuh EGOIS. (balasku)
Apa kamu gak merasa, apa kamu gak menyadari? Aku tuh sekarang sedang mengejar perjalanan masa depan , pengorbanan untuk hidup kita dimasa yang akan datang. (balasnya)

Akupun terdiam saat itu. Apa emang aku yang terlalu egois untuk semua ini. Tapi aku juga pengen ngerasain kayak orang lain, bisa dekat sama pacar, bisa bareng-bareng pacar, kemana-kemana bareng. Itu aku mau itu semua. Aku pengen Kak Fahmillah ngerti dan nurutin apa mauku.
Aku terus menangis tiada henti, aku kecewa sama Kak Fahmillah.

***

Setelah usai jam istirahat pertama. Akupun mengikuti pelajaran selanjutnya. Saat itu bagian pelajaran Bahasa Inggris. Mataku bengak dan terasa berat saat mengikuti pelajaran. Akhirnya pelajaran pun telah usai. Akupun langsung pulang kerumah.
Setelah sampai rumah, Kak Fahmillah menelponku. Sebenernya aku males banget angkat telponnya. Tapi aku gak tega sama kasihan sama Kak Fahmillah. Akhirnya akupun mengangkat telponnya. Berulang-ulang Kak Fahmillah meminta maaf padaku dan menjelaskan semuanya. Tapi aku gak jawab sama sekali. Aku hanya bisa menangis saat itu. Akupun mematikan panggilan itu.
Aku membuatkan jelly khusus untuk Kak Fahmillah. Sengaja aku udah siapkan semuanya untuk Kak Fahmillah. Rencanaku ingin saat Kak Fahmillah disini, kita bisa bareng-bareng sama pengen kebersamaan kita menjadikan suatu kejadian yang paling berkesan juga. Tapi semuanya gagal total. LL

***
Seminggu berlalu setelah kejadian itu tibalah Hari Idul Adha. Akupun gak bisa bertemu Kak Fahmillah. Saat malam takbir, kudengar di mesjid dekat rumahku mengumandangkan takbir “Allohu akbar allohu akbar allohu akbar, laa ilahha ilallah wallahu akbar allohu akbar walillah ilham”. Aku merasa sedih saat itu, di hari yang penuh berkah itu aku tidak bisa bersama dengan orang yang begitu kusayangi yaitu Kak Fahmillah.
Aku hanya bisa mengungkapkan kesedihanku itu lewat telpon dan sms.
“Kakak dede pengen ketemu Kakak . LL ucapku lewat telepon
“iya dede sama Kakak juga pengen ketemu dede, pengen ketemu mama, ayah, sama de adi juga L.” Jawabnya
“hmm” jawabku
Akupun telpon-telponan sampai larut malam dengan Kak Fahmillah. Sebenernya aku gak tega lihat Kak Fahmillah sendirian disana. Soalnya temen-temennya pun pada pulang kampung. Ingin rasanya aku bisa menemaninya saat itu. Namun aku tidak bisa melakukannya. Aku hanya bisa mengibur Kak Fahmillah lewat telepon.
Keesokkan harinya aku melaksanakan sholat Id bersama kakakku. Usai melaksanakan sholat aku teringat sama Kak Fahmillah lagi, ingin aku menangis saat itu. Tak sanggup kutahan air mata ini ketika ku harus jauh dengan Kak Fahmillah. Kak Fahmillah begitu berarti dalam hidupku. Rasanya aku udah nyaman banget sama Kak Fahmillah. Sifat dan sikap Kak Fahmillah yang begitu dewasa , itu membuatku merasa nyaman setiap waktu. Kak Fahmillah juga selalu terus memberi motivasi dan dukungan untukku.
Tuhan aku mohon, persatukanlah aku dengan Kak Fahmillah. Aku begitu menyayanginya Tuhan. Aku percaya padamu Tuhan,hanya Engkau yang bisa menghendaki segalanya, dan hanya Engkau yang berkuasa atas segala sesuatu yang ada di bumi ini. Termasuk pintaku sekarang ini, jika Kak Fahmillah terbaik untukku dekatkanlah dan persatukan kami berdua dijalan ridhomu. Namun jika dia memang bukan yang terbaik dan memang bukan jodohku, tutuplah hati ini untuknya lagi dan lupakan aku padanya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar